Komunikasi merupakan bagian yang sangat lekat dengan kehidupan (paling tidak dengan kehidupan saya). Dalam sebuah refleksi di sebuah hari minggu pada bulan Mei, saya cukup terhenyak dengan realitas yang cukup mencengangkan.
Kecenderungan manusia tenggelam dalam komunikasi yang semakin deras dan intens, yang semakin tidak mengenal ruang dan waktu; membuat kita cenderung melupakan salah satu unsur dari komunikasi yang cukup penting. Kata dan keheningan merupakan dua unsur yang membangun sebuah komunikasi; dan unsur yang kedua inilah yang sering kita lupakan.
Kata memang sudah cukup memberi wadah dan kemasan bagi pemikiran kita yang kita sampaikan lewat orang lain dalam komunikasi, tetapi komunikasi yang terjalin hanya dengan kata semata tidak akan menjadi sebuah komunikasi yang membangun persaudaraan, dan menuntun kepada kebenaran. Dengan hanya ber
kata -
kata tanpa menyempatkan waktu untuk hening dan merefleksikan kembali dan mengevaluasi segala perkataan kita, mata (hati) kita akan semakin kabur dan mungkin saja tanpa sadar kata-kata itu menuntun kita ke dalam jurang yang kelam.
Keheningan juga bisa berarti memberi kesempatan kepada rekan komunikasi kita untuk memberi umpan balik, memberi kesempatan untuk kita mendengar dan mencurahkan perhatian bagi orang lain.
Kata akan membangun ego, dan keheningan merupakan sebuah cermin untuk melihat kembali seberapa tinggi ego telah terbangun di sekeliling mata (hati) kita.
Komunikasi bukan hanya berbicara tetapi juga mendengarkan
bukan hanya bersuara tetapi juga diam
0 komentar:
Post a Comment